Aspal
adalah suatu unsur dari minyak bumi paling kasar yang bukan hasil proses utama
dalam distilasi minyak bumi. Tetapi merupakan residu dari minyak mentah. Residu
minyak bumi ini memiliki komponen yang bervariasi mulai dari 1 persen hingga 58
persen berat. (Colbert , 1984)
Aspal terdiri bahan hidrokarbon
yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap
air, dan visoelastis. Aspal sering
juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang
dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur.
Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal
minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat
diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal cair
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang
merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan
klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat
viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila
dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum
dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh
dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per
molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah
nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif,
biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya
oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.
Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya
kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5
sampai 25% aspalten. ( wikipedia, 2010)
Minyak tanah kasar dari sumur minyak dipisahkan
pada suatu instalasi penyulingan yang disebut proses penyulingan. Selama proses, minyak tanah kasar diberi umpan ke dalam
suatu tabung dengan perbedaan temperatur, kemudian dengan cepat diangkat karena
masih proses-proses penyulingan awal. lalu masuk ke suatu menara fraksinasi di
mana bagian-bagian lebih mudah menguap akan dipisahkan dari minyak tanah yang
kasar melalui suatu instalasi penyulingan. Residu dari proses fraksinasi ini
adalah yang memiliki berat komponen yang kasar, termasuk aspal. Bagaimanapun,
penyulingan/perbaikan lebih lanjut perlu dilakukan untuk menghasilkan semen aspal.
(S.joon lee, Y.Richard Kim, 2005)
Penggunaan
modern dari aspal untuk konstruksi jalan-jalan mulai pada tahun 1800 yang kemudian
tumbuh dengan cepat dengan muncul industri mobil. Sejak itu, teknologi aspal
sudah membuat langkah-langkah raksasa sehingga hari ini peralatan dan
teknik-teknik digunakan untuk membangun aspal, struktur perkerasan sangat
canggih. sepanjang sejarah aspal yang
panjang di dalam konstruksi trotoar dapat dibuat lebih baik tanpa harus
menggunakan peralatan yang begitu camggih.
Pada
kenyataannya semua aspal yang digunakan, dihasilkan oleh instalasi penyulingan
minyak yang modern dan disebut aspal minyak bumi. Aspal minyak bumi digunakan
dalam trotoar-trotoar biasanya disebut semen aspal. Aspal semen secara normal dan
temperature kamar, berbentuk hitam,
lengket, semipadat, sangat merekat. Hal ini disebabkan oleh susunan dari
molekul-molekul hidrokarbon yang kompleks. Karena semen aspal lengket, akan bertahan pada kumpulan partikel-partikel dan
dapat digunakan untuk semen atau di dalam beton aspal. Semen aspal dibersihkan dari
asam, alkali-alkali, dan garam-garam. Hal ini merupakan suatu material non-termoplastik
karena akan mengurangi pengerasan pada proses pendinginan. Kombinasi unik ini
karakteristik-karakteristik dan kekayaan ini memberi alasan mengapa aspal memiliki
peranan yang sangat penting.
Jenis-jenis aspal dibedakan oleh temperatur. Konsistensi adalah istilah itu
digunakan untuk menurunkankan derajat tingkat dari ketidakstabilan atau
kekenyalan aspal-aspal pada setiap temperatur yang tertentu. Konsistensi
dari aspal memiliki temperature yang
bervariasi. Aspal-aspal dinilai didasarkan pada cakupan-cakupan dari
konsistensi pada suhu standar. Ketika Aspal itu diunjukkan ke udara di dalam selaput
tipis dan diperlakukan pemanasan. Bagaimanapun, temperatur berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan lebih pada aspal. Aspal yang mengandung l.ilin (wax) lebih peka terhadap temperatur
dibandingkan dengan aspal yang tidak mengandung lilin. Hal ini terlihat pada
aspal yang mempunyai viskositas yang sama pada temperatur tinggi, tetapi sangat
berbeda viskositas pada temperatur rendah.
Kepekaan terhadap temperatur
akan menjadi dasar perbedaan umur aspal untuk menjadi retak/mengeras. Parameter
pengukur kepekaan aspal terhadap temperatur adalah indeks penetrasi
(penetration index = PI). (Sukirman,S., 2003)
Metode Rostler menentukan
komponen fraksional aspal melalui daya larut aspal di dalam asam belerang (sulfuric acid). Terdapat 5 komponen
fraksional aspal berdasarkan daya reaksi kimiawinya di dalam asam belerang,
yaitu :
1.Asphaltenes (A)
2.Nitrogen bases (N)
3.Acidaffin I (A1)
4.Acidaffin II (A2)
5.Parafins (P)
Secara garis besar komposisi
kimiawi aspal terdiri dari asphaltenes,
resin dan oils. Asphaltenes terutama terdiri dari
senyawa hidrokarbon, merupakan material berwarna hitam atau coklat tua yang
tidak larut dalam n-heptane. Asphaltenes menyebar di dalam larutan
yang disebut maltenes. Maltenes larut
dalam n-heptane, merupakan cairan
kental yang terdiri dari resins dan oils. Resins adalah cairan berwarna kuning
atau coklat tua yang memberikan sifat adhesi dari aspal, merupakan bagian yang mudah hilang atau berkurang
selama masa pelayanan jalan, sedangkan oils
berwarna lebih muda merupakan media dari asphaltenes
dan resins.
1. Kemurnian Aspal
Semen
Aspal hampir sama sekali dengan aspal, yang menurut definisi dapat larut didalam
disulfida karbon. Aspal-aspal disuling dan biasanya lebih dari 99,5 persen yang
dapat larut di dalam disulfida karbon. Secara normal, aspal bebas dari air atau
embun karena diperolah dari instalasi penyulingan. Bagaimanapun, tangki aspal
pemuatan dan pengangkutan mungkin punya beberapa uap air ditank mereka. Bila
ada air pada aspal, dapat menyebabkan aspal itu untuk berbusa ketika aspal dipanaskan atau diaduk di atas 212°F (100°C).
2. Ketahanan
Ketahanan
adalah seberapa baik suatu aspal mempertahankan karakteristik-karakteristiknya
yang asli ketika mengalami proses-proses kerusakan karena iklim dan lingkungan.
Penilaian ketahanan aspal termasuk uji laboratorium berupa peniruan
proses-proses kerusakan karena iklim dan penuaan. Kinerja semen aspal masih sangat yang dipengaruhi oleh desain
campuran, karakteristik-karakteristik kumpulan, pengerjaan dan
variabel-variabel lain
3. Adhesi dan Kohesi
Adhesi
adalah kemampuan aspal itu untuk berikatan dengan kumpulan di dalam campuran semen
aspal. Kohesi adalah kemampuan aspal itu untuk memegang partikel-partikel
kumpulan pada tempatnya di dalam campuaran semen aspal akhir. Kemampuan dari
aspal yang memiliki kedua sifat itu yang dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai
perekat selain issosianat yangmemberikan sifat mekanis yang baik bila digunakan
dalam pembuatan genteng Polymer. Dan aspal juga bisa mencegah air merembes
kesisi lain pada sebuah lempengan daril sampel yang menngunakan aspal sebagai
bahan perekat dan anti air.
4. Kepekaan Temperatur
Semua
aspal-aspal adalah termoplastik, yang mana akan menjadi lebih keras lebih merekat dengan berkurangnya
temperatur dan akan menjadi lebih lembut, lebih sedikit yang merekat sebagai bila
temperatur mereka meningkat. karakteristik ini dikenal sebagai kepekaan temperatur.
Aspal pada temperatur-temperatur yang berbeda. Saat temperatur meningkat, aspal
menjadi lebih sedikit yang merekat (lebih banyak cair). Mengetahui kepekaan temperatur aspal itu yang
sedang digunakan di suatu campuran seman aspal sangat penting, karena itu
menandai temperatur yang tepat untuk mencampur aspal dengan bahan lainnya,
5. Partikel-partikel
Selama
pencampuran pertikel akan bergearak saat temperatur tinggi karena bentuk fisik
aspal adalah cair. Yang kemudian merekat
pada temperatur-temperatur udara normal untuk mengikat partikel-partikel pada campuran.
Gambar 2.1. Variasi Kekentalan Aspal-aspal PG pada Temperatur-temperatur
Yang Berbeda
6. Penuaan dan pengerasan
Aspal-aspal
menngalami pengerasan di dalam campuran semen aspal, dan didalam konstruksi terjadi
Pemadatan disebabkan terutama oleh oksidasi kombinasi aspal dengan oksigen. Pemadatan
terjadi menunjukkan peningkatan di dalam kekentalan disebabkan oleh pemanasan
dari aspal. Tidak semua aspal-aspal mengeras di tingkat yang sama ketika yang
dipanaskan. Oleh karena itu, masing-masing aspal yang digunakan harus diuji
untuk menentukan karakteristik-karakteristik, penuaannya sehingga konstruksi
dan teknik-teknik dapat disesuaikan untuk memperkecil kesalahan.
Penyesuaian-penyesuaian seperti itu biasanya melibatkan pencampuran aspal pada
temperatur yang mungkin yang paling rendah dan waktu yang praktis.
7. Cairan Aspal
Aspal
secara temperatur normal berbentuk semipadat dan sangat merekat, harus
dilelehkan atau dicairkan sementara untuk menangani selama operasi konstruksi.
Aspal dapat sementara dicairkan dalam tiga cara:
- Dengan peleburan dengan panas.
- Dengan penghancuran aspal di dalam bahan pelarut yang
terpilih. Proses ini disebut stek yang dikenal sebagai Aspal Potong
Pendek.
- Dengan menjadikan emulsi aspal dengan air. Produk
hasilnya disebut spal Emulsi.
Aspal-aspal yang dijadikan
emulsi disebut cairan-cairan aspal untuk membedakan dengan kelompok dari aspal-aspal
normal.
8. Aspal Potong Pendek
Bahan
pelarut minyak tanah digunakan untuk menghancurkan aspal kadang-kadang disebut
hasil penyulingan, pencampur, atau bursa/stock pemotong. Jika bahan pelarut
yang digunakan di dalam membuat aspal potong pendek itu adalah itu sangat mudah
menguap akan dengan cepat meloloskan diri oleh penguapan. Bahan pelarut dari sifat
volatile yang lebih rendah menguapkan lebih lambat.
Dasar dari kecepatan
relatif penguapan, aspal potong pendek yang dibagi menjadi tiga jenis
- Rapid-Curing ( RC) -aspal dan suatu pelarut hasil
penyulingan ringan, secara umum didalam cakupan titik didih bensin atau
minyak nafta.
- Medium-Curing ( MC) -aspal dan suatu bahan pelarut
dari sifat volatil intermediate/antara atau hasil penyulingan medium,
secara umum dalam cakupan titik didih minyak tanah.
- Slow-Curing ( SC) -aspal dan satu pencampur yang
berminyak dari sifat volatil yang rendah. (Sekarang,
9. Aspal-aspal Dijadikan Emulsi
Oleh
pilihan dari emulgator, aspal yang dijadikan emulsi mungkin:
- Anionic - aspal dengan elektron bermuatan negatif.
- Cationic - aspal dengan elektron bermuatan positif.
10. Uji Coba Aspal
Suatu aspal memiliki kestabilan pada rentang temperatur
tinggi (70°C), sedangkan suhu rendah
(-22°C). Tujuan dari ujian aspal untuk memastikan bahwa aspal memenuhi
spesifikasi untuk jenis aspal dan masa ketahanan aspal. Waktu ketahanan dari
suatu aspal dapat digolongkan ke dalam tiga langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengangkutan, ruang
simpan, dan penanganan (Aspal Asli)
2. Produksi campuran dan
konstruksi (RTFO Aspal tua)
3. Setelah suatu periode
suatu semen aspal (PAV Aspal tua)
Menguji
langkah tahap nomor 1 dilaksanakan di material aspal asli. Menguji langkah tahap
2 menirukan aspal melalui suatu pabrik. Menguji langkah tahap 3 menirukan aspal
setelah satu periode waktu yang diperluas di dalam trotoar atau jalan.
Kok saya pernah tercium bau seperti Minyak Solar dan Minyak Oli Pelumas yang gosong setiap kali saya melewati orang2 yang bertugas menambal dengan membuat jalan baru? Knalpot Mobil Isuzu Panther dan Toyota Innova Saya juga selalu ada jelaga di knalpot yang disemprot air juga selalu mengeluarkan bercak kehitam2an? Berbeda sekali dengan jenis Mesin Motor Otto 4 Tak yang kondisinya prima, tidak terlihat asap gas buang sama sekali.
BalasHapus